Dalam masa penjajahan Jepang, Indonesia memiliki banyak organisasi-organisasi pergerakan dalam rangka mendukung kemerdekaan Indonesia yang sudah dijanjikan oleh Jepang. Organisasi-organisasi itu terbagi menjadi dua macam, yang nurut dengan segala perintah Jepang dan menjalin hubungan baik bersama mereka (kooperatif), lalu ada juga yang cendrung menentang Jepang dan melawan mereka (non-kooperatif).

Organisasi Kooperatif :

1. Muhammadiyah

Organisasi ini bertujuan untuk memurnikan pelaksanaan ajaran gama Islam berdasarkan Al-Qur'an dan hadits.

2. Budi Utomo

Organisasi yang berorientasi nasionalis ini bergerak dalam bidang pendidikan. Selain itu, organisasi ini juga mendirikan badan wakaf yang akan mengumpukan dana untuk belanja anak-anak.

3. Nadhlatu Ulama (NU)

NU bertujuan untuk menegakkan agama Islam berdasarkan haluan Ahlus sunnah wal jamaah.

4. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Meskipun bertujuan untuk memerdekakan Indonesia, Gerindo bergerak dengan cara yang lebih halus.


Organisasi Non-kooperatif :

1. Sarekat Islam Merah

Setelah terpisah dari kesatuan Sarekat Islam, Sarekat Islam Merah memilih jalur melawan Jepang dalam rangka merebut kemerdekaan Indonesia.

2. GAPI

Berjuang meraih kemerdekaan dengan cara membentuk kekuatan baru dan menyatukan organisasi-organisasi.

3. Organisasi dalam Kongres Pemuda

Menyatukan pemuda-pemuda Indonesia untuk berjuang merebut kemerdekaan mereka.

Organisasi Kooperatif dan Non-kooperatif

Posted by : Tika 0 Comments

Jepang. Mungkin Negara bunga sakura ini tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Tentu saja, siapa sih yang tidak tahu pemilik kereta tercepat di dunia? Atau mungkin Negara yang terkenal akan masyarakatnya yang rajin dan sopan?

Negara kepulauan yang terletak di Asia Timur ini acap kali dijadikan sebagai negara teladan. Semuanya tampak sempurna. Baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Seolah-olah tidak ada celah yang bisa ditemukan di dalamnya. Ditambah lagi dengan teknologinya yang canggih dan budayanya yang beragam serta keindahan alam yang dimaksimalkan potensinya, negara ini mampu menarik perhatian kita semua. Negara yang pernah menoreh luka di sejarah negara Indonesia ini termasuk negara yang dikategorikan sudah maju.

Menoreh luka? Ya. Jepang sempat jatuh cinta kepada negara Indonesia. Namun, bukannya membawa kedamaian, mereka justru membawa kemalangan. 3 tahun itu hanya indah diawal dengan janji-janji manis yang tidak pernah terealisasikan.
Lantas apa saja sih yang mereka lakukan terhadap negara kita tercinta?

1.        Militer

a.       Gerakan 3A

Berisi Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia.  Dipimpin oleh Syamsuddin dan bertujuan untuk menanamkan kepercayaan kepada rakyat bahwa Jepang adalah pembela Indonesia.

b.      PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)

Dibentuk pada 1 Maret 1943, yang dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir.Soekarno, Moh.Hatta, KH.Dewantara dan KH.Masmansyur. Bertujuan untuk memberikan pembelaan kepada Jepang. Tetapi, bagi tokoh-tokoh Indonesia PUTERA justru untuk membina kader-kader bangsa dan menggembleng mental rakyat agar mampu berjuang menuju kemerdekaan.

c.       Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In)

Dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya adalah R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini adalah memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.

d.      PETA

3 Oktober 1943 Jepang membentuk barisan sukarela yang disebut Pembela Tanah Air yang disingkat PETA. Terdiri dari pemuda-pemuda Indonesia yang dilatih sebagai prajurit di bawah pengawasan opsir-opsir Jepang. Namun, kemudian Peta inilah yang kemudian menjadi inti dari Tentara Nasional Indonesia pada zaman Revolusi Kemerdekaan. Dengan adanya PETA, diharapkan rakyat Indonesia dapat mempertahankan wilayahnya sendiri, apabila sewaktu-waktu Jepang meninggalkan negeri ini. Itulah sebabnya, maka disetiap kabupaten dibentuk Peta. Nama Peta untuk tingkat kabupaten disebut Daidan, dan dikepalai oleh seorang Daidanco.

e.       Jawa Hokokai (Gerakan kebaktian Jawa)

Organisasi ini dibentuk karena semakin memanasnya perang Asia Pasifik dan memiliki tiga dasar, yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaran dan melaksanakan tugas untuk Jepang.

f.        Pendidikan


Jepang menghilangkan diskriminasi/perbedaan yang diterapkan Belanda. Pada pemerintahan Jepang, siapa saja boleh mengenyam/merasakan pendidikan. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal.  Dalam acara penaikan bendera Jepang semua siswa menyanyikan lagu kebangsaan Jepang yaitu Kimigayo. Namun, aspek pendidikannya adalah sistem pengajaran yang disesuaikan untuk kepentingan perang. Sekolah Rakyat 3 tahun pada waktu itu diberi nama Futu Gakko, sedangkan sekolah rakyat 6 tahun diberi nama Ku Gakko. Selain itu bagi para siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, maka diberi kesempatan yang bernama Sihan Gakko. 

2.       Ekonomi



Eksploitasi terhadap sumber daya alam Indonesia.Hal ini berupa ekploitasi bidang hasil pertanian, perkebunan, hutan, bahan tambang, dan lain-lain. Hasilnya hanya untuk keuntungan dan kepentingan Jepang sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat.


3.       Social budaya



Penyerahan hasil panen berupa padi dari rakyat secara paksa. Penyerahan ini sangat menyengsarakan rakyat. Disebabkan keinginan Jepang bukan sekedar permintaan tapi merupakan tuntutan yang harus dipenuhi masyarakat. Sehingga masyarakat banyak yang tersiksa. Bahkan banyak dari mereka yang tidak bis ammeenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

 Sekarang pertanyaannya, apakah Indonesia bisa menyamai kemajuan Jepang di era modern?
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang menjanjikan. Jika Indonesia mau mengembangkan sumber daya ini dengan mandiri, tentu akan membawa banyak keuntungan. Seperti bisa terbebas dari utang, pembangunan lancar tanpa ada hambatan keuangan, dan sebagainya. Pun sumber daya manusia kita tidak kalah. Putra-putri Indonesia banyak yang memenangkan olimpiade internasional, menciptakan teknologi canggih seperti rompi pencegah kanker, dan masih banyak prestasi-prestasi yang membanggakan. Hal ini membuktikan bahwa kita bisa mengolah sendiri sumber daya alam kita tanpa harus bergantung kepada negara lain yang mungkin dalam kerjasamanya kita banyak dirugikan secara sadar maupun tidak. Jika SDA dan SDM itu dipadukan dengan baik, ekonomi Indonesia akan membaik.
Tak lupa juga dengan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Aset budaya juga dapat menjadi pengisi kantong Negara. Namun, keberagaman budaya itu yang  justru malah terlupakan (atau dilupakan?) oleh masyarakat Indonesia sendiri. Kita cenderung berpikir bahwa budaya luar negeri lebih menarik daripada budaya Negara kita. Padahal, orang luar negeri berpikiran yang sebaliknya.
Kemajuan ekonomi yang baik juga akan membawa kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi. Putra-putri Indonesia bisa berkarya tanpa harus memikirkan biaya. Negara dapat memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan menjanjikan kemajuan untuk Indonesia.
Tapi, mengapa Indonesia belum maju juga?
Jawabannya adalah karena kita, masyarakat Indonesia, kurang mengapresiasi prestasi saudara kita. Tidak seperti Jepang yang selalu menghargai, meskipun hanya untuk hal yang sepele. Kita cenderung mempersulit mereka, sehingga menghambat pergerakan orang-orang yang menjanjikan kemajuan. Contohnya seperti pak habibie yang bersikeras untuk memajukan Indonesia, tapi malah dihalang-halangi oleh orang dari kita. Walaupun tidak semua orang Indonesia yang berbuat demikian, tapi apa yang bisa diubah jika kita terus-terusan diam melihatnya?
Kita juga harus mengubah pola pikir kita yang telah teracuni oleh nikmat kehidupan. Hidup adalah untuk berjuang, bukan untuk berleha-leha. Jika saja nenek moyang kita tidak berusaha mati-matian untuk merdeka, mungkin kita tidak bisa hidup setenang ini atau bahkan mungkin kita tidak akan pernah ada di sini. Apakah harus dijajah dulu agar Indonesia mau berjuang mati-matian?

Jadi, temanku semua, jika dikatakan bisa menyamai atau tidak, jawabannya adalah bisa jika kita memiliki kemauan yang kuat untuk berubah. Tentu saja kita harus konsisten dengan keinginan kita tersebut dan merealisasikan mimpi-mimpi nenek moyang kita terdahulu, yaitu menjadi bangsa yang tidak hanya merdeka, tapi juga sejahtera.

Jepang

Posted by : Tika 0 Comments
Jika saya menjadi tjokraminoto, saya akan mengarahkan murid-murid saya, yang mana akan menjadi orang yang paling berpengaruh di masanya, agar mereka terfokus dalam cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pandangan utama yang sama. Sehingga kekuatan persatuan yang dihasilkan bisa lebih besar.

Jika Saya Menjadi...

Posted by : Tika 0 Comments
Saya akan membangun “persahabatan” dengan rakyat pribumi. Apalagi saat pertama kali datang di Nusantara, masyarakat pribumi terkesan sangat senang dengan kedatangan Belanda. Hal ini terjadi karena Belanda dianggap sebagai musuh Portugis. Hal tersebut tentu bisa dimanfaatkan bukan? Dengan mengusir Portugis dari Nusantara, pribumi akan menaruh kepercayaannya pada Belanda. Mungkin saya malah akan dianggap sebagai pahlawan.

Tidak perlu terburu-buru untuk meraup kekayaan di seantero Nusantara. Saya akan memberi tahu pribumi komoditi apa saja yang laku keras di pasaran Eropa. Lalu, saya juga akan mengajari mereka cara menanam rempah-rempah secara produktif. Saya juga akan menjaga sikap saya, membuang jauh kesombongan saya, dan menyembunyikan keserakahan saya, agar pribumi tetap percaya kepada saya.

Selain itu, saya akan membangun infrastruktur-infrastruktur yang meningkatkan kesejahteraan mereka. Tentu saja, dengan tenaga kerja pribumi. Namun, berbeda dengan Belanda yang asli, saya akan memperlakukan mereka dengan layak. Sehingga mereka akan terasa nyaman dan tidak memberontak. Lagipula, semua orang ingin daerahnya menjadi maju, bukan?

Kemudian, saya akan memanfaatkan kepercayaan pribumi untuk menguasai wilayah mereka. Tentu saja dengan melakukan praktik devide et impera atau adu domba yang menyebabkan Nusantara terpecah belah. Lalu bagaimana jika mereka meminta bantuan dari saya? Tentu saja, sebagai “teman” yang baik saya akan memenuhi permintaan mereka. Namun dengan syarat, pribumi menyepakati perjanjian yang saya buat.

Bersamaan dengan pembangunan infrastruktur dan adu domba, saya akan mengirim rakyat-rakyat saya sedikit demi sedikit ke Nusantara. Dengan dalih untuk “membantu memajukan wilayah Nusantara”. Saya akan menyediakan tempat untuk mereka tinggali. Adu domba juga bisa memisahkan kebersamaan mereka sehingga mereka tidak bisa menyatu dan memberontak bersama. Mungkin kenaifan pribumi yang tidak berpendidikan bisa dimanfaatkan.

Perlahan, saya akan meracuni pikiran mereka untuk memberikan saya rempah-rempah yang banyak. Selain rempah-rempah, saya juga akan menyedot kekayaan alam mereka seperti hutan, gunung, dan lautan.


Dengan begitu, mungkin saja saya sebagai Belanda bisa menguasai Nusantara 300 tahun lebih lama.

Diary of Strategy

Posted by : Tika 0 Comments
Ingin berperan menjadi negara apa dalam sejarah penjajahan Indonesia?

Kemungkinan besar saya ingin menjadi negara Belanda. Mengapa? Karena Belanda paling lama berada di Indonesia. Dalam jangka waktu tersebut, saya akan menerapkan strategi yang sedikit berbeda dari Belanda yang asli. Agar bisa tetap di Indonesia untuk 300 tahun kemudian atau mungkin lebih.

Jika?

Posted by : Tika 1 Comment




Indonesia kaya akan rempah-rempah dan strategis letaknya untuk perdagangan. Hal ini tentu saja membuat negara-negara lain berdatangan ke sini, terutama negara yang mengalami musim dingin. Mereka membutuhkan rempah-rempah untuk mengahangatkan diri dan mengawetkan makanan. Nah, kedatangan bangsa-bangsa lain ke negara ini tentu tidak begitu saja datang dan pergi. Namun, mereka membawa dampak positif maupun negatif ke Indonesia.

Dimulai dari Portugis. Kedatangan bangsa ini di Indonesia meninggalkan musik keroncong. Namun, bansga ini juga mengajarkan sifat buruknya, yaitu mengadu domba. Praktiknya adalah saat mereka mengadu domba kerajaan Ternate-Tidore bersama dengan Spanyol.

Kemudian, ada Inggris. Bangsa yang menjunjung tinggi ratu mereka ini memperbaiki sistem sosial keuangan di Indonesia dengan cara melaksanakan sistem perdagangan bebas. Salah satu pemerintahnya, yaitu Raffles, menemukan bunga langka yang akhirnya diberi nama Rafflesia arnoldii. Istrinya,Olivia Marianne, merintis Kebun Raya Bogor. Namun, sama seperti bangsa lainnya bangsa ini juga membawa dampak negatif, yaitu lewat bahasanya. Mengapa? Karena sekarang, bahasa Inggris lebih diutamakan oleh rakyat Indonesia dibadingkan bahasadaerah maupun bahasa Indonesia sendiri.

Selain itu, ada juga Belanda. Bangsa yang paling lama menjajah Indonesia ini memperkenalkan tanaman dagang yang laku di pasaran ekspor Eropa. Selain itu, bangsa ini juga membangun infrastruktur-infrastruktur besar seperti jalan raya, rel kereta, dan lainnya. Namun, bukannya membuat Indonesia sejahtera, bngsa ini justru membuat Indonesia sengsara. Contohnya. seperti diadakannya tanam paksa, kerja rodi, dan mulai dikenal sistem monopoli.

Lalu, terdapat kongsi dagang di Indonesia yang bernama VOC. Dengan adanya VOC ini, sistem ekonomi uang semakin berkembang. Akan tetapi, banyak dari kebijakan VOC yang merugikan rakyat pribumi dan seakan-akan semaunya sendiri.

Yang Mereka Bawa

Posted by : Tika 0 Comments





Indonesia, negeri yang kaya akan budaya. Muncul pertanyaan di benak Saya, bagaimana cara Islam masuk dan begitu menjamur di negara yang luas dan kaya ini? Bahkan sampai menjadi negara mayoritas muslim di dunia. Setelah belajar sejarah Islam di Indonesia, ada banyak pelajaran yang dapat diambil, diantaranya :
  1. Cerdas dalam berdakwah

Bukan dengan paksaan apalagi perang. Para ulama terdahulu menyebarkan agama Islam dengan kedamaian. Apalagi rakyat Indonesia sendiri bersifat terbuka dengan hal-hal yang baru. Ditambah lagi, para ulama menggunakan kebudayaan di Indonesia sendiri. Hal ini tentu menambah ketertarikan masyarakat Indonesia. Contohnya, dakwah dari Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai sarana dakwahnya.

          Islam itu sendiri

Mudah jika masyarakat ingin memeluk agama Islam. Yang perlu dilakukan hanyalah membaca dua kalimat syahadat. Tidak perlu mengadakan upacara atau yang lainnya. Islam juga tidak membedakan antara si kaya dan si miskin, namun lewat akhlaknya. Hal ini, yang bertentangan dengan agama yang sebelumnya, tidak semena-mena dilabrak oleh Islam. Toleransi yang kuat malah menjadikan Islam diterima baik oleh masyarakat Indonesia.

Awal Islam di Nusantara

Posted by : Tika 0 Comments

- Copyright © Tinos - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -