Archive for 2017
Dalam masa penjajahan Jepang, Indonesia memiliki banyak organisasi-organisasi pergerakan dalam rangka mendukung kemerdekaan Indonesia yang sudah dijanjikan oleh Jepang. Organisasi-organisasi itu terbagi menjadi dua macam, yang nurut dengan segala perintah Jepang dan menjalin hubungan baik bersama mereka (kooperatif), lalu ada juga yang cendrung menentang Jepang dan melawan mereka (non-kooperatif).
Organisasi Kooperatif :
1. Muhammadiyah
Organisasi ini bertujuan untuk memurnikan pelaksanaan ajaran gama Islam berdasarkan Al-Qur'an dan hadits.
2. Budi Utomo
Organisasi yang berorientasi nasionalis ini bergerak dalam bidang pendidikan. Selain itu, organisasi ini juga mendirikan badan wakaf yang akan mengumpukan dana untuk belanja anak-anak.
3. Nadhlatu Ulama (NU)
NU bertujuan untuk menegakkan agama Islam berdasarkan haluan Ahlus sunnah wal jamaah.
4. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Meskipun bertujuan untuk memerdekakan Indonesia, Gerindo bergerak dengan cara yang lebih halus.
Organisasi Non-kooperatif :
1. Sarekat Islam Merah
Setelah terpisah dari kesatuan Sarekat Islam, Sarekat Islam Merah memilih jalur melawan Jepang dalam rangka merebut kemerdekaan Indonesia.
2. GAPI
Berjuang meraih kemerdekaan dengan cara membentuk kekuatan baru dan menyatukan organisasi-organisasi.
3. Organisasi dalam Kongres Pemuda
Menyatukan pemuda-pemuda Indonesia untuk berjuang merebut kemerdekaan mereka.
Organisasi Kooperatif :
1. Muhammadiyah
Organisasi ini bertujuan untuk memurnikan pelaksanaan ajaran gama Islam berdasarkan Al-Qur'an dan hadits.
2. Budi Utomo
Organisasi yang berorientasi nasionalis ini bergerak dalam bidang pendidikan. Selain itu, organisasi ini juga mendirikan badan wakaf yang akan mengumpukan dana untuk belanja anak-anak.
3. Nadhlatu Ulama (NU)
NU bertujuan untuk menegakkan agama Islam berdasarkan haluan Ahlus sunnah wal jamaah.
4. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Meskipun bertujuan untuk memerdekakan Indonesia, Gerindo bergerak dengan cara yang lebih halus.
Organisasi Non-kooperatif :
1. Sarekat Islam Merah
Setelah terpisah dari kesatuan Sarekat Islam, Sarekat Islam Merah memilih jalur melawan Jepang dalam rangka merebut kemerdekaan Indonesia.
2. GAPI
Berjuang meraih kemerdekaan dengan cara membentuk kekuatan baru dan menyatukan organisasi-organisasi.
3. Organisasi dalam Kongres Pemuda
Menyatukan pemuda-pemuda Indonesia untuk berjuang merebut kemerdekaan mereka.
Organisasi Kooperatif dan Non-kooperatif
Jepang.
Mungkin Negara bunga sakura ini tidak terdengar asing lagi di telinga kita.
Tentu saja, siapa sih yang tidak tahu pemilik kereta tercepat di dunia? Atau
mungkin Negara yang terkenal akan masyarakatnya yang rajin dan sopan?
Menoreh luka? Ya. Jepang sempat jatuh cinta kepada negara Indonesia. Namun, bukannya membawa kedamaian, mereka justru membawa kemalangan. 3 tahun itu hanya indah diawal dengan janji-janji manis yang tidak pernah terealisasikan.
Lantas apa
saja sih yang mereka lakukan terhadap negara kita tercinta?
1.
Militer
a. Gerakan 3A
Berisi Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia. Dipimpin oleh Syamsuddin dan bertujuan untuk menanamkan kepercayaan kepada rakyat bahwa Jepang adalah pembela Indonesia.b. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Dibentuk pada 1 Maret 1943, yang dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir.Soekarno, Moh.Hatta, KH.Dewantara dan KH.Masmansyur. Bertujuan untuk memberikan pembelaan kepada Jepang. Tetapi, bagi tokoh-tokoh Indonesia PUTERA justru untuk membina kader-kader bangsa dan menggembleng mental rakyat agar mampu berjuang menuju kemerdekaan.c. Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In)
Dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya adalah R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini adalah memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.d. PETA
3 Oktober 1943 Jepang membentuk barisan sukarela yang disebut Pembela Tanah Air yang disingkat PETA. Terdiri dari pemuda-pemuda Indonesia yang dilatih sebagai prajurit di bawah pengawasan opsir-opsir Jepang. Namun, kemudian Peta inilah yang kemudian menjadi inti dari Tentara Nasional Indonesia pada zaman Revolusi Kemerdekaan. Dengan adanya PETA, diharapkan rakyat Indonesia dapat mempertahankan wilayahnya sendiri, apabila sewaktu-waktu Jepang meninggalkan negeri ini. Itulah sebabnya, maka disetiap kabupaten dibentuk Peta. Nama Peta untuk tingkat kabupaten disebut Daidan, dan dikepalai oleh seorang Daidanco.e. Jawa Hokokai (Gerakan kebaktian Jawa)
Organisasi ini dibentuk karena semakin memanasnya perang Asia Pasifik dan memiliki tiga dasar, yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaran dan melaksanakan tugas untuk Jepang.f. Pendidikan
2.
Ekonomi
Eksploitasi terhadap sumber
daya alam Indonesia.Hal ini berupa ekploitasi bidang hasil
pertanian, perkebunan, hutan, bahan tambang, dan lain-lain. Hasilnya hanya untuk
keuntungan dan kepentingan Jepang sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan
rakyat.
3.
Social budaya
Penyerahan hasil panen berupa padi dari
rakyat secara paksa. Penyerahan ini sangat menyengsarakan rakyat. Disebabkan
keinginan Jepang bukan sekedar permintaan tapi merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi masyarakat. Sehingga masyarakat banyak yang tersiksa. Bahkan banyak dari mereka yang tidak bis ammeenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Indonesia memiliki banyak sumber
daya alam yang menjanjikan. Jika Indonesia mau mengembangkan sumber daya ini
dengan mandiri, tentu akan membawa banyak keuntungan. Seperti bisa terbebas
dari utang, pembangunan lancar tanpa ada hambatan keuangan, dan sebagainya. Pun
sumber daya manusia kita tidak kalah. Putra-putri Indonesia banyak yang
memenangkan olimpiade internasional, menciptakan teknologi canggih seperti
rompi pencegah kanker, dan masih banyak prestasi-prestasi yang membanggakan.
Hal ini membuktikan bahwa kita bisa mengolah sendiri sumber daya alam kita
tanpa harus bergantung kepada negara lain yang mungkin dalam kerjasamanya kita
banyak dirugikan secara sadar maupun tidak. Jika SDA dan SDM itu dipadukan
dengan baik, ekonomi Indonesia akan membaik.
Tak lupa juga dengan
kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Aset budaya juga dapat menjadi
pengisi kantong Negara. Namun, keberagaman budaya itu yang justru malah terlupakan (atau dilupakan?) oleh
masyarakat Indonesia sendiri. Kita cenderung berpikir bahwa budaya luar negeri
lebih menarik daripada budaya Negara kita. Padahal, orang luar negeri
berpikiran yang sebaliknya.
Kemajuan ekonomi yang baik
juga akan membawa kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi. Putra-putri
Indonesia bisa berkarya tanpa harus memikirkan biaya. Negara dapat memberikan
beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan menjanjikan kemajuan untuk Indonesia.
Tapi, mengapa Indonesia
belum maju juga?
Jawabannya adalah karena
kita, masyarakat Indonesia, kurang mengapresiasi prestasi saudara kita. Tidak seperti Jepang yang selalu menghargai, meskipun hanya untuk hal yang sepele. Kita
cenderung mempersulit mereka, sehingga menghambat pergerakan orang-orang yang
menjanjikan kemajuan. Contohnya seperti pak habibie yang bersikeras untuk
memajukan Indonesia, tapi malah dihalang-halangi oleh orang dari kita. Walaupun
tidak semua orang Indonesia yang berbuat demikian, tapi apa yang bisa diubah jika
kita terus-terusan diam melihatnya?
Kita juga harus mengubah
pola pikir kita yang telah teracuni oleh nikmat kehidupan. Hidup adalah untuk
berjuang, bukan untuk berleha-leha. Jika saja nenek moyang kita tidak berusaha
mati-matian untuk merdeka, mungkin kita tidak bisa hidup setenang ini atau
bahkan mungkin kita tidak akan pernah ada di sini. Apakah harus dijajah dulu
agar Indonesia mau berjuang mati-matian?
Jadi, temanku semua, jika dikatakan bisa menyamai atau tidak, jawabannya adalah bisa jika kita memiliki kemauan yang kuat untuk berubah. Tentu saja kita harus konsisten dengan keinginan kita tersebut dan merealisasikan mimpi-mimpi nenek moyang kita terdahulu, yaitu menjadi bangsa yang tidak hanya merdeka, tapi juga sejahtera.
Jepang
Jika saya
menjadi tjokraminoto, saya akan mengarahkan murid-murid saya, yang mana akan
menjadi orang yang paling berpengaruh di masanya, agar mereka terfokus dalam
cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pandangan utama yang sama. Sehingga
kekuatan persatuan yang dihasilkan bisa lebih besar.
Jika Saya Menjadi...
Saya akan
membangun “persahabatan” dengan rakyat pribumi. Apalagi saat pertama kali
datang di Nusantara, masyarakat pribumi terkesan sangat senang dengan
kedatangan Belanda. Hal ini terjadi karena Belanda dianggap sebagai musuh
Portugis. Hal tersebut tentu bisa dimanfaatkan bukan? Dengan mengusir Portugis
dari Nusantara, pribumi akan menaruh kepercayaannya pada Belanda. Mungkin saya
malah akan dianggap sebagai pahlawan.
Tidak perlu
terburu-buru untuk meraup kekayaan di seantero Nusantara. Saya akan memberi
tahu pribumi komoditi apa saja yang laku keras di pasaran Eropa. Lalu, saya
juga akan mengajari mereka cara menanam rempah-rempah secara produktif. Saya
juga akan menjaga sikap saya, membuang jauh kesombongan saya, dan menyembunyikan keserakahan saya, agar pribumi tetap percaya kepada saya.
Selain itu,
saya akan membangun infrastruktur-infrastruktur yang meningkatkan kesejahteraan
mereka. Tentu saja, dengan tenaga kerja pribumi. Namun, berbeda dengan Belanda
yang asli, saya akan memperlakukan mereka dengan layak. Sehingga mereka akan
terasa nyaman dan tidak memberontak. Lagipula, semua orang ingin daerahnya
menjadi maju, bukan?
Kemudian,
saya akan memanfaatkan kepercayaan pribumi untuk menguasai wilayah mereka.
Tentu saja dengan melakukan praktik devide
et impera atau adu domba yang menyebabkan Nusantara terpecah belah. Lalu
bagaimana jika mereka meminta bantuan dari saya? Tentu saja, sebagai “teman”
yang baik saya akan memenuhi permintaan mereka. Namun dengan syarat, pribumi
menyepakati perjanjian yang saya buat.
Bersamaan
dengan pembangunan infrastruktur dan adu domba, saya akan mengirim
rakyat-rakyat saya sedikit demi sedikit ke Nusantara. Dengan dalih untuk “membantu
memajukan wilayah Nusantara”. Saya akan menyediakan tempat untuk mereka
tinggali. Adu domba juga bisa memisahkan kebersamaan mereka sehingga mereka
tidak bisa menyatu dan memberontak bersama. Mungkin kenaifan pribumi yang tidak
berpendidikan bisa dimanfaatkan.
Perlahan, saya akan meracuni pikiran mereka untuk memberikan saya
rempah-rempah yang banyak. Selain rempah-rempah, saya juga akan menyedot
kekayaan alam mereka seperti hutan, gunung, dan lautan.
Dengan
begitu, mungkin saja saya sebagai Belanda bisa menguasai Nusantara 300 tahun
lebih lama.
Diary of Strategy
Ingin
berperan menjadi negara apa dalam sejarah penjajahan Indonesia?
Jika?
Indonesia kaya akan rempah-rempah dan strategis letaknya untuk perdagangan. Hal ini tentu saja membuat negara-negara lain berdatangan ke sini, terutama negara yang mengalami musim dingin. Mereka membutuhkan rempah-rempah untuk mengahangatkan diri dan mengawetkan makanan. Nah, kedatangan bangsa-bangsa lain ke negara ini tentu tidak begitu saja datang dan pergi. Namun, mereka membawa dampak positif maupun negatif ke Indonesia.
Dimulai dari Portugis. Kedatangan bangsa ini di Indonesia meninggalkan musik keroncong. Namun, bansga ini juga mengajarkan sifat buruknya, yaitu mengadu domba. Praktiknya adalah saat mereka mengadu domba kerajaan Ternate-Tidore bersama dengan Spanyol.
Kemudian, ada Inggris. Bangsa yang menjunjung tinggi ratu mereka ini memperbaiki sistem sosial keuangan di Indonesia dengan cara melaksanakan sistem perdagangan bebas. Salah satu pemerintahnya, yaitu Raffles, menemukan bunga langka yang akhirnya diberi nama Rafflesia arnoldii. Istrinya,Olivia Marianne, merintis Kebun Raya Bogor. Namun, sama seperti bangsa lainnya bangsa ini juga membawa dampak negatif, yaitu lewat bahasanya. Mengapa? Karena sekarang, bahasa Inggris lebih diutamakan oleh rakyat Indonesia dibadingkan bahasadaerah maupun bahasa Indonesia sendiri.
Selain itu, ada juga Belanda. Bangsa yang paling lama menjajah Indonesia ini memperkenalkan tanaman dagang yang laku di pasaran ekspor Eropa. Selain itu, bangsa ini juga membangun infrastruktur-infrastruktur besar seperti jalan raya, rel kereta, dan lainnya. Namun, bukannya membuat Indonesia sejahtera, bngsa ini justru membuat Indonesia sengsara. Contohnya. seperti diadakannya tanam paksa, kerja rodi, dan mulai dikenal sistem monopoli.
Lalu, terdapat kongsi dagang di Indonesia yang bernama VOC. Dengan adanya VOC ini, sistem ekonomi uang semakin berkembang. Akan tetapi, banyak dari kebijakan VOC yang merugikan rakyat pribumi dan seakan-akan semaunya sendiri.
Yang Mereka Bawa
Indonesia,
negeri yang kaya akan budaya. Muncul pertanyaan di benak Saya, bagaimana cara
Islam masuk dan begitu menjamur di negara yang luas dan kaya ini? Bahkan sampai
menjadi negara mayoritas muslim di dunia. Setelah belajar sejarah Islam di
Indonesia, ada banyak pelajaran yang dapat diambil, diantaranya :
- Cerdas dalam berdakwah
Bukan dengan paksaan apalagi perang. Para ulama terdahulu menyebarkan
agama Islam dengan kedamaian. Apalagi rakyat Indonesia sendiri bersifat terbuka
dengan hal-hal yang baru. Ditambah lagi, para ulama menggunakan kebudayaan di
Indonesia sendiri. Hal ini tentu menambah ketertarikan masyarakat Indonesia. Contohnya,
dakwah dari Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai sarana dakwahnya.
Islam itu sendiri
Mudah jika masyarakat ingin memeluk agama Islam. Yang perlu dilakukan
hanyalah membaca dua kalimat syahadat. Tidak perlu mengadakan upacara atau yang
lainnya. Islam juga tidak membedakan antara si kaya dan si miskin, namun lewat
akhlaknya. Hal ini, yang bertentangan dengan agama yang sebelumnya, tidak semena-mena dilabrak oleh Islam. Toleransi yang kuat malah menjadikan Islam diterima baik oleh masyarakat Indonesia.
Awal Islam di Nusantara
Sejarah bukanlah untuk dibaca lalu disimpan rapih di memori otak. Namun lebih dari itu. Sejarah harus diaplikasikan ke kehidupan. Sejarah bukan untuk nilai rapot, namun nilai kehidupan. Pada kenyataannya, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sejarah. Diantaranya, kita dapt mengambil pelajaran pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Ambil Tarumanegara sebagai contoh pertama. Masyarakat pada kerajaan ini begitu patuh dan setia kepada rajanya. Dibuatnya prasasti-prasasti yang memuja raja mereka. Dalam kehidupan kita, kita bisa mencontoh mereka. Bukan membuat prasasti tentunya, namun patuh dan taat kepada pemimpin kita. Tapi, tidak semerta-merta jika pemimpin kita buruk kita masih mengikutinya.
Lalu ada Kerajaan Mataram Kuno. Pada masa kerajaan ini, toleransi antar agama sangat tinggi. dibuktikan dengan pernikahan antara Rakai Pikatan yang beragama hindu dengan Sri Pramowardhani yang beragama buddha. Bukti lain yaitu adanya candi bercorak hindu dan bercorak buddha yang berdekatan, baik letak maupun waktu pembuatannya.
Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya mempunyai strategi dan taktik yang baik untuk memperluas ekspansi dan memperkuat perdagangannya. Sriwijaya juga dijadikan sebagai pusat agama buddha (Mahayana). Kita bisa mencontoh bagaimana Sriwijaya melakukannya.
Kemudian ada Majapahit. Kombinasi antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang hebat membuat kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas, seperti wilayah Indonesia sekarang. Namun, kejayaan itu harus berakhir dikarenakan kesalahpahaman antara pihak Majapahit dan Pajajaran. Hayam Wuruk berniat untuk menikahi Dyah Pitaloka, putri dari kerajaan Pajajaran. Tapi, Majapahit (selaku orang kepercayaan yang diutus untuk menjemput tuan putri, malah memerintahkan Pajajaran untuk tunduk kepada Majapahit. Pajajaran menolak dan terjadilan Perang Bubat. Disini bisa diambil pelajaran bahwa kepercayaan antara kawan sangatlah dibutuhkan.
Lalu ada Kerajaan Mataram Kuno. Pada masa kerajaan ini, toleransi antar agama sangat tinggi. dibuktikan dengan pernikahan antara Rakai Pikatan yang beragama hindu dengan Sri Pramowardhani yang beragama buddha. Bukti lain yaitu adanya candi bercorak hindu dan bercorak buddha yang berdekatan, baik letak maupun waktu pembuatannya.
Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya mempunyai strategi dan taktik yang baik untuk memperluas ekspansi dan memperkuat perdagangannya. Sriwijaya juga dijadikan sebagai pusat agama buddha (Mahayana). Kita bisa mencontoh bagaimana Sriwijaya melakukannya.
Kemudian ada Majapahit. Kombinasi antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang hebat membuat kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas, seperti wilayah Indonesia sekarang. Namun, kejayaan itu harus berakhir dikarenakan kesalahpahaman antara pihak Majapahit dan Pajajaran. Hayam Wuruk berniat untuk menikahi Dyah Pitaloka, putri dari kerajaan Pajajaran. Tapi, Majapahit (selaku orang kepercayaan yang diutus untuk menjemput tuan putri, malah memerintahkan Pajajaran untuk tunduk kepada Majapahit. Pajajaran menolak dan terjadilan Perang Bubat. Disini bisa diambil pelajaran bahwa kepercayaan antara kawan sangatlah dibutuhkan.
Dan yang terakhir Singasari. Kerajaan ini pertama kali diperintah oleh raja yang hebat, yaitu Ken Arok. Ia membuktikan bahwa bukan hanya keturunan raja saja yang bisa menadi raja. Ia, seorang anak petani, juga bisa memimpin kerajaan. Namun sayang, kerja keras yang dilakukan oleh Ken Arok tidak dibarengi dengan perangai yang baik. Pada akhirnya, kelicikan menjadi senjata makan tuan nagi dirinya.
Buah yang Dipetik
Sejarah,
sejarah, sejarah. Sejarah itu apa sih?
Kalau kalian
cari di internet, kalian bakal nemuin banyak banget artikel yang ngebahas
pengertian dari sejarah. Mulai dari asal bahasa sampai menurut para ahli. Atau
barangkali diantara kalian ada yang mager searching dan sukanya baca artikel di
blog ini (hehe), aku ada pendapat tentang pengertian dari sejarah nih. Walaupun
bukan ahli, tapi nyerempet dikitlah, haha.
Yak, simple
aja sih, menurutku sejarah itu peristiwa unik di masa lalu. Kenapa unik? Karena
sejarah itu gak bisa diulang persis untuk yang kedua kalinya dan selain
penting, sejarah itu abadi. Sejarah itu gak akan berubah dan tetap diingat
selamanya. Walaupun kebenaran dari sejarah itu sendiri bersifat subjektif.
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang suatu peristiwa dan akhirnya
muncul berbagai teori.
Nah,
setelah satu semester berpisah, sekarang aku dipertemukan lagi dengan pelajaran sejarah Indonesia. Tapi, materi yang bejibun itu akan dihabiskan hanya dalam
jangka waktu satu tahun. Padahal materi sejarah untuk sma standarnya dibahas
selama tiga tahun. Rada sedih juga sih.
Harapan selama belajar sejarah Indonesia? Yaa, semoga aja aku bisa nguasain materi dengan cepat, tambah cinta sama Indonesia, bisa menghilangkan mindset kalo pelajaran sejarah itu ngebosenin, kelas sejarah bikin suka pusing (apalagi ulangannya), terus bisa damai sama lalu haha.
Wish me luck! :D